Manusia Sebagai Makhluk Individu Juga Makhluk Polekbudpsikol
- Manusia Sebagai Makhluk Individu
Setiap
manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia
yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
genotif dan fenotif. Faktor genotif adalah faktor yang dibawa individu
sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Faktor fenotif adalah faktor
yang dipengaruhi oleh liengkungan. Faktor lingkungan ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Dalam
perkembangannya, manusia sebagai makhluk individutidak hanya bermakna
kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan
corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Pertumbuhan dan
perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak terjadi dalam
waktu seketap. Melainkan terentang sebagai kesinambungan perkembangan
sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa sampi tua.
- Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalankan
kehidupannya manusia senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan
makhluk lainnya.
Adapun manusia dikatakan makhluk sosial karena beberapa alasan, diantaranya:
- Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
- Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
- Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
- Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
- Membentuk kelompok-kelompok kecil.
- Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.
- Manusia Sebagai Makhluk Politik
Sebagai
makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain dan memiliki strategi
dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan
masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan.
Ciri
manusia sebagai makhluk politik dapat kita lihat bahw dalam kehidupan
manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan
dalam menjalani hidupnya. Dalam kehidupan tidak jarang manusia memiliki
suatu keinginan yang sama. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka
manusia memainkan perannya sebagai makhluk yang memilih untuk menentukan
bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut. Hal ini dapat
berupa penentuan strategi pencapaian, pengelompokan manusia yang
berkepentingan.
Manusia
dan politik merupakan dua jenis entitas yang tidak dapt dipisahkan.
Poitik adalah sebuah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk
yang bernama manusia.
Aristoteles
seorang filsuf Yunani menggariskan tentang posisi manusia terkait
dengan penyelenggaraan kekuasaan demi mencapai kemaslahatan publik.
Disinilah letak perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk lain
yang tidak memiliki kepasitas olitik. Untuk meraih tujuan hidupnya,
hewan menandalkan cara-cara di luar kualitas manusia.
Oleh
karena itu, manusia secara etis dituntut untuk membuktikan bahwa
dirinya berbeda dengan jenis makhluk lain. Berpolitik adalah salah satu
tindakan yang merupakan garis batas pembeda dari kedua jenis makhluk
tersebut.
- Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia
adalah makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk mencitakan
kebahagian baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya.
Tujuan
dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi
berbagai polemik budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia
tidak semata-mata merupakan makhluk biologis saja namun juga sebagai
makhluk sosial, ekonomi, polirik, dan makhluk budaya.
Kebudayaan
perlu dikaji agar kita bisa mengembangkan kepribadian dan wawasan
berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalm rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraaan. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula
penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut masalah
kebudayaan.
Masalah
kebudayaan adalah segala sistem atau tata nilai, sikap mental, pola
fikir, pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak
memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai
dapat menimbulkan kasus-kasus masyarakat, antara lain yaitu
dehumanisasi, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang.
Untuk
mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan dan
filsafat. Melalui fisafat bisa memaknai tentang etika, estetika, dan
loogika. Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan
atau menertibkan dan pengelolaan nilai-nilai insan sebagai usaha
menciptakan diri dalam alam lingkungannya baik secara fisik maupun
mental.
Manusia
memanusiakan dirinya dengan lingkunganny, artinya manusia membudayakan
alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan antar manusia.
Adapun wujud dari kebudayaan adalah:
- Ide (gagasan), adalah konsep pikiran manusia yang menjadi sistem budaya yang jdi adat istiadat.
- Activity, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi sistem sistem sosial atau pola aktifitas.
- Benda budaya, sebagai hasil aktivitas.
- Adapun yang menjadi unsur kebudayaan adalah bahasa, sistem teknologi, mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian.
- Manusia Sebagai Makhlik Ekonomi
Manusia
sebagai makhluk ekonomi dan sosial pada dasarnya selalu menghadapi
masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah
kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan
alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Sebagai
makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha mamilih dan menggunakan
sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan
nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain,
menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memperhatikan
kelestarian lingkungan.
- Manusia Sebagai Makhluk Psikologi
Manusia
adalah makhluk psikologi yang memiliki pembawaan universal, unik dan
terus dikaji oleh para ahli humaniora. Manusia adalah insan bila dilihat
dari sudut pandang psikologinya. Kenapa manusia disebut insan dalam
bahasa arab menunjuk manusia sebagai makhluk psikologi, kata insan
sendiri beasal dari tiga asal kata:
- Uns bermakna mesra, harmoni, jinak, tampak.
- Nasa yasunu bermakna terguncang, stress.
- Nasiya yansa bermakna lupa.
Bila
kita menyatukan tiga asal kata tadi menjadi sebuah definisi maka
manusia bila ditinjau dari sisi psikologinya adalah makhluk yang
memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, jinak, terkadang stress dan sering
lupa. Kita pun pernah mengalami ketertarikan atau bahkan sesekali kita
menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan, kenapa itu bisa
terjadi dan bagaimana cara mensikapi gejolak-gejolak yang tidak
manusiawi dalam diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar