Minggu, 22 Januari 2012

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial (juga sebagai makhluk polekbudpsikol)

Manusia Sebagai Makhluk Individu Juga Makhluk Polekbudpsikol

  1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotif dan fenotif. Faktor genotif adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Faktor fenotif adalah faktor yang dipengaruhi oleh liengkungan. Faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individutidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak terjadi dalam waktu seketap. Melainkan terentang sebagai kesinambungan perkembangan sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa sampi tua.


  1. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalankan kehidupannya manusia senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan makhluk lainnya.
Adapun manusia dikatakan makhluk sosial karena beberapa alasan, diantaranya:
  1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
  2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
  3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
  4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
  1. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
  2. Membentuk kelompok-kelompok kecil.
  3. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.


  1. Manusia Sebagai Makhluk Politik
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain dan memiliki strategi dalam mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan.
Ciri manusia sebagai makhluk politik dapat kita lihat bahw dalam kehidupan manusia selalu ditandai dengan adanya penentuan atas pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya. Dalam kehidupan tidak jarang manusia memiliki suatu keinginan yang sama. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka manusia memainkan perannya sebagai makhluk yang memilih untuk menentukan bagaimana cara untuk merealisasikan keinginan tersebut. Hal ini dapat berupa penentuan strategi pencapaian, pengelompokan manusia yang berkepentingan.
Manusia dan politik merupakan dua jenis entitas yang tidak dapt dipisahkan. Poitik adalah sebuah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk yang bernama manusia.
Aristoteles seorang filsuf Yunani menggariskan tentang posisi manusia terkait dengan penyelenggaraan kekuasaan demi mencapai kemaslahatan publik. Disinilah letak perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk lain yang tidak memiliki kepasitas olitik. Untuk meraih tujuan hidupnya, hewan menandalkan cara-cara di luar kualitas manusia.
Oleh karena itu, manusia secara etis dituntut untuk membuktikan bahwa dirinya berbeda dengan jenis makhluk lain. Berpolitik adalah salah satu tindakan yang merupakan garis batas pembeda dari kedua jenis makhluk tersebut.


  1. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk mencitakan kebahagian baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai polemik budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan makhluk biologis saja namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, polirik, dan makhluk budaya.
Kebudayaan perlu dikaji agar kita bisa mengembangkan kepribadian dan wawasan berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalm rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraaan. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut masalah kebudayaan.
Masalah kebudayaan adalah segala sistem atau tata nilai, sikap mental, pola fikir, pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus masyarakat, antara lain yaitu dehumanisasi, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang.
Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan dan filsafat. Melalui fisafat bisa memaknai tentang etika, estetika, dan loogika. Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau menertibkan dan pengelolaan nilai-nilai insan sebagai usaha menciptakan diri dalam alam lingkungannya baik secara fisik maupun mental.
Manusia memanusiakan dirinya dengan lingkunganny, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan antar manusia.
Adapun wujud dari kebudayaan adalah:
  • Ide (gagasan), adalah konsep pikiran manusia yang menjadi sistem budaya yang jdi adat istiadat.
  • Activity, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi sistem sistem sosial atau pola aktifitas.
  • Benda budaya, sebagai hasil aktivitas.
  • Adapun yang menjadi unsur kebudayaan adalah bahasa, sistem teknologi, mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian.


  1. Manusia Sebagai Makhlik Ekonomi
Manusia sebagai makhluk ekonomi dan sosial pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha mamilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memperhatikan kelestarian lingkungan.


  1. Manusia Sebagai Makhluk Psikologi
Manusia adalah makhluk psikologi yang memiliki pembawaan universal, unik dan terus dikaji oleh para ahli humaniora. Manusia adalah insan bila dilihat dari sudut pandang psikologinya. Kenapa manusia disebut insan dalam bahasa arab menunjuk manusia sebagai makhluk psikologi, kata insan sendiri beasal dari tiga asal kata:
  1. Uns bermakna mesra, harmoni, jinak, tampak.
  2. Nasa yasunu bermakna terguncang, stress.
  3. Nasiya yansa bermakna lupa.
Bila kita menyatukan tiga asal kata tadi menjadi sebuah definisi maka manusia bila ditinjau dari sisi psikologinya adalah makhluk yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, jinak, terkadang stress dan sering lupa. Kita pun pernah mengalami ketertarikan atau bahkan sesekali kita menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan, kenapa itu bisa terjadi dan bagaimana cara mensikapi gejolak-gejolak yang tidak manusiawi dalam diri kita.

0 komentar:

Posting Komentar